PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI DESA
Bulan ini seluruh orang di dunia memperingati Hari Perempuan Internasional. Upaya kesetaraan gender tentu masih diperjuangkan dalam segala bidang. Diantaranya adalah hak pemberdayaan bagi perempuan di desa, termasuk bagi perempuan nelayan dan petani. Rupanya peran perempuan di kedua bidang itu sangat penting. Namun kenyataannya peran perempuan mulai tergeser sedikit demi sedikit, oleh pemerintah maupun masyarakat. Seperti apa pergerseran itu? Bagaimana cara mengatasinya? Peran Perempuan Dalam Ketersediaan Pangan
Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan Kiara mencatat perempuan hidup di pesisir laut bekerja sekitar 17 jam sehari untuk pemenuhan hidup keluarga. Para perempuan itu memang tidak langsung turun lapangan untuk melaut. Tapi andil mereka cukup besar, yaitu mengolah, memproduksi sekaligus menjual hasil tangkapan. Selain itu mereka juga mengatur kebutuhan makanan untuk keluarga. Koordinator Divisi Manajemen Pengetahuan Kiara Mida Saragih juga mencatat perempuan di pesisi timur Indonesia bakal menjual kembali produk ikan yang tidak laku dalam bentuk makanan olahan seperti dendeng ikan. "Ini dilakukan biar ada modal untuk melaut keesokan harinya," katanya.
Terkait hal itu, Mida mengatakan perempuan mempunyai peran penting dalam kehidupan nelayan. Nilai-nilai yang dibawa secara turun-temurun itu, secara tidak sadar membutuhkan peran perempuan dalam pengelolaan keuangan juga pemenuhan gizi keluarga.
Sementara itu kondisi perempuan di bidang pertanian juga mempunyai peran yang penting. Tugas perempuan tidak hanya semata-mata menyiapkan bekal atau sarapan untuk suami bekerja di ladang. Advokasi dan Jaringan Koalisi Rakyat Untuk Kedaulatan Pangan KRKP Said Abdullah menyatakan dulu perempuan lebih mahir dalam memilih benih yang akan ditabur. Begitu pentingnya perempuan dalam bidang pertanian dianologikan dengan mitos Dewi Sri sebagai dewi kemakmuran pertanian. "Peran perempuan itu melekat dalam tiap proses penanaman. Dari tahap pra penanaman, masa tanam dan pasca produksi, ada peran perempuan di situ," tegasnya.
Lalu bagaimana peran perempuan di kedua bidang saat ini?
Masalah yang Dihadapi
Secara sistematis pemerintah belum mengakui keberadaan dan peran perempuan dalam bidang perikanan dan pertanian. Data PBB soal kesetaraan gender tahun 2010 menyebut Indonesia berada diperingkat ke-94 dunia. Said Abdullah dari KRKP mengatakan hal itu menandakan Indonesia masih rendah dalam kesejajaran gender. Dampaknya pun bisa dirasakan di setiap sisi masyarakat. Koordinator Divisi Manajemen Pengetahuan Kiara Mida Saragih menyebut dalam UU Perikanan, nelayan diartikan lelaki yang pergi melaut untuk mencari ikan. Kata Mida, secara implisit pemeritah tidak mengakui dan mengabaikan peran perempuan.
Konflik kesetaraan gender baik yang dilakukan pemerintah maupun masyakat tentu berdampak signifikan terhadap perkembangan peran perempuan masa kini. Said mengatakan posisi perempuan dalam bidang pertanian mulai tergeser. Misalnya adalah pemilihan benih yang dulu dilakukan perempuan, kini harus digantikan pabrik-pabrik. Selain itu pemerintah yang cenderung lebih mempercayakan bantuan-bantuannya kepada kelompok tani yang mayoritas diisi laki-laki, semakin membuat peran perempuan terpinggirkan. Dampak lain yang dirasakan adalah kesenjangan pengetahuan antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki akan semakin dominan dalam perkembangan pengetahuan pertanian. Namun sebaliknya, itu tidak terjadi pada perempuan.
Mida Saragih dari Kiara meminta pemerintah untuk segera memperhatikan demi keberlangsungan peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Kata dia, pemerintah sering terlambat untuk turun tangan membantu proses-proses kemajuan perempuan di desa. Mida mencontohkan apa yang terjadi di Demak, Jawa Tengah. Perempuan di pemukiman nelayan kumuh itu membentuk kelompok Puspita Sari terlebih dahulu untuk memajukan kehidupan mereka tanpa bantuan pemerintah setempat. Perhatian khusus pemda baru datang setelah mereka membuat pencapaian dalam memajukan masyarakat sekitar. Sementara itu Said Abdullah dari KRKP meminta masyarakat untuk bisa menghormati tatanan nilai yang ada. Kata Said dengan begitu masyarakat akan menempatkan peran perempuan kembali pada tempatnya.
Sumber: http://www.kbr68h.com/perbincangan/bumi-kita/20711-pemberdayaan-perempuan-desa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar